Pernahkah kamu bertanya-tanya apakah alkohol dan bahan kimia dalam deodoran itu aman? Jika tidak, perlukah beralih pakai deodoran tanpa alkohol? Nah, kali ini kami akan mengulas tentang bahaya alkohol dalam deodoran dan bahan kimia deodoran yang bisa menyebabkan masalah kulit dan kesehatan.
Sadar dengan Penampilan, 60% Wanita Indonesia Memakai Deodorant
Pemakai perempuan deodoran sendiri di Indonesia mencapai 60%, dilansir dari Worldpanel selama Juni 2018 hingga Mei 2019. Persentase ini menunjukkan bahwa kaum hawa makin menyadari kebutuhan untuk tampil lebih fresh dan bebas bau badan saat beraktivitas guna menunjang rasa percaya diri.
Meningkatnya kebutuhan ini perlu diimbangi dengan informasi seputar bahan yang aman untuk dipakai di kulit ketiak sehingga kamu dan para wanita lainnya semakin memahami bahwa bahan penyusun deodorant itu tak sama. Sebagian bisa meninggalkan efek negatif yang kerap mengganggu kenyamanan.
Ada beragam pertimbangan sebelum membeli deodoran untuk dipakai langsung di kulit. Sebagian orang memilih produk karena merek ternama, gengsi, atau faktor harganya yang murah. Namun, jika kamu peduli kesehatan, tentu yang paling utama adalah faktor keamanannya bukan?
Jika kamu perhatikan, ada beragam informasi dari berbagai sumber menjelaskan tentang bahayanya alkohol dan bahan-bahan kimia seperti triclosan, atau phthalate. Sebagian didukung dengan hasil riset oleh ilmuwan luar. Berikut ulasannya:
Apa itu Alkohol?
Alkohol merupakan bahan aktif yang digunakan dalam produk deodoran sebagai bahan dasar untuk membunuh kuman dan bakteri penyebab bau. Selain membantu menghilangkan kuman, alkohol atau etanol juga memberi efek kering pada kulit ketiak sehingga ketiak tidak lembap dan lebih cepat kering usai mengoleskan deodoran roll on.
Alkohol dalam antiperspirant juga berfungsi untuk membantu melarutkan bahan kimia lain. Bagi pemilik kulit sensitif, adanya alkohol bisa menyebabkan berbagai masalah kulit. Seperti kemerahan, gatal, iritasi, dan alergi. Namun, reaksi sensitivitas ini bisa berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya.
Kandungan Berbahaya Lainnya Selain Alkohol pada Deodorant
1. Phthalate
Phthalate merupakan bahan kimia yang sering digunakan sebagai campuran pewangi produk kosmetik. Bahan ini berfungsi agar aroma wangi tetap bertahan di kulit. Selain itu, phthalate juga sering digunakan untuk melarutkan bahan-bahan kimia lain dalam produk kosmetik maupun skincare. Phthalate tidak hanya ada di deodoran saja, beberapa produk seperti sabun, lotion, hingga sampo juga kadang mengandung komposisi bahan ini.
Pastikan kamu mengecek label kemasan deodoranmu untuk mengetahui secara pasti, apakah produk yang kamu pakai selama ini bebas phthalate atau tidak. Phthalate kerap disebut dibutyl phthalate (DBP), diethyl phthalate (DEP), atau diethylhexyl phthalate (DEHP) dalam komposisi produk.
2. Triclosan
Bahan triclosan sering dipakai dalam produksi kosmetik termasuk deodoran. Fungsinya cukup signifikan yakni mencegah kontaminasi kuman dan membunuh bakteri di kulit. Triclosan lazim ditemukan di produk sabun pembersih kuman, produk skincare anti jerawat, serta deodoran. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Triclosan merupakan bahan kimia cukup keras juga berpotensi menyebabkan kanker kulit, bila digunakan terlalu sering dalam keperluan sehari-hari.
3. Propylene Glycol
Kandungan Propylene Glycol biasanya ada produk pembersih wajah, losion sampo, krim wajah, deodoran, serta produk skincare. Fungsinya untuk melembutkan produk sehingga mudah diaplikasikan ke kulit.
Zat ini berasal dari campuran organik sintetik yang bisa saja berbahaya jika dicampur dengan zat lain yang membahayakan. Karena sifat Propylene Glycol adalah sebagai penambah penetrasi produk agar terserap dengan baik ke dalam kulit, tentunya pemakaian bahan ini perlu dihindari untuk mencegah dampak negatif yang lebih serius.
4. Triethanolamine (TEA) dan Diethanolamine (DEA)
Baik TEA maupun DEA sama-sama sering dipakai dalam produk deodoran sebagai pengemulsi. Pemakaian kedua bahan ini secara terus-menerus berpotensi menimbulkan alergi, iritasi hingga kanker kulit.
TEA dan DEA bukan hanya berbahaya jika dipakai dalam kadar berlebihan, pasalnya bahan ini ternyata tidak bisa terurai dalam air sehingga penumpukan sisa-sisa bahan kimia ini bisa mencemari ekosistem perairan.
Efek Negatif Alkohol dan Bahan Kimia Berbahaya di Deodorant

1. Iritasi dan Alergi Kulit
Memiliki kulit sensitif? Hindari kosmetik termasuk deodoran yang mengandung alkohol dan bahan kimia seperti phthalate, propylene glycol, maupun triclosan. Bahan-bahan ini mudah menimbulkan reaksi iritasi yang ditandai dengan kemerahan di kulit, perih, sensasi clekit-clekit, terbakar, bengkak, bentol-bentol, maupun gatal di ketiak. Selain iritasi, paparan triclosan lewat deodoran juga berpeluang menyebabkan dermatitis kontak.
2. Menutup Pori-Pori
Keluarnya keringat dari tubuh bukan tanpa alasan. Keringat membantu menstabilkan suhu tubuh, detoksifikasi, dan respirasi yang penting untuk tubuh. Sayangnya, deodoran yang mengandung alkohol lebih berpotensi menyumbat pori-pori sehingga fungsi alami manusia untuk berkeringat menjadi terganggu. Sebaliknya, deodoran yang bebas alkohol cenderung lebih aman untuk pori-pori kulit. Keringat bisa tetap keluar secara alami tanpa khawatir terganggu bau badan.
3. Warna Ketiak Menjadi Lebih Gelap daripada Warna Kulit Lainnya
Ketiak hitam menjadi sumber ketidakpedean selain bau badan menyengat. Hal itu bukan cuma disebabkan karena kesalahan saat mencukur saja lho. Ternyata, deodoran berbahan alkohol menjadi biang kerok ketiak hitam yang tak banyak disadari kaum hawa. Kamu salah satunya? Jangan ambil pusing lagi. Coba ganti merek deodoranmu yang masih mengandung alkohol dengan deodoran yang memiliki label 0% alkohol.
4. Kulit Ketiak Menjadi Kering
Alkohol bisa meninggalkan rasa kurang nyaman di ketiak, termasuk kulit yang berubah sangat kering. Terkadang terdapat sensasi yang menyakitkan terutama jika kulit ketiak bergesekan dengan pakaian. Kembalikan kulit ketiak agar licin, lembap, dan nyaman dengan deodoran tanpa alkohol. Lebih bagus lagi jika kamu memilih yang mengandung moisturiser maupun nutrisi pelembap yang menjaga kecantikan kulit ketiakmu.
Lindungi Dirimu dari Bahan Kimia Berbahaya Deodorant. Bagaimana Caranya?
Kulit ketiak kita memang berbeda-beda. Daya tahan dan kemampuan menerima paparan produk deodoran juga tak sama. Terkadang perbedaan sensitivitas ini memiliki level mulai dari level ringan hingga parah. Jika kamu termasuk pemilik kulit yang sensitif dengan alkohol maupun bahan kimia tertentu, kamu bisa melindungi dirimu dengan mengenali bahan-bahan apa yang tercantum di kemasan deodoran.
Baca apakah ada bahan-bahan yang tidak cocok untuk kulitmu? Jika ya, sebaiknya ganti produk yang kamu pakai sekarang dengan produk lain yang bebas triclosan, phthalate, propylene glycol, atau alkohol.
Meningkatnya awareness konsumen membantu brand-brand terkemuka di masa kini semakin menambah varian produk yang ramah dan aman untuk kesehatan. Kamu tetap bisa kok mencari alternatif yang sesuai kebutuhanmu. Jangan khawatir!
Rekomendasi Deodoran tanpa Alkohol: Dove Original Deodorant

Brand deodorant dari Dove memiliki varian yang beragam untuk mengakomodasi kebutuhan para wanita yang memiliki sensitivitas berbeda. Deodoran dengan kandungan 0% alkohol yang bisa kamu pilih adalah Dove Original Deodorant Roll On. Terbukti dari 93% wanita yang mencoba Dove deodorant beralih memilih produk ini (hasil riset yang dijawab oleh 133 responden dari 143 wanita).
Varian Dove Original Deodorant Roll On ini menjadi pilihan para wanita yang membutuhkan perlindungan ketiak dari keringat dan bau badan. Tidak menyisakan rasa gatal, perih, kemerahan, atau tak nyaman, meskipun rutin mencukur atau mencabut bulu ketiak.
Kandungan vitamin E, vitamin F, dan ¼ moisturiser cream-nya menutrisi, melembutkan, serta memberi sensasi nyaman. Tak perlu khawatir kulit kering dan sakit saat menggesek pakaian. Pastinya aman melindungi ketiakmu dari keringat dan bau badan hingga 48 jam.