Deodorant merupakan produk kebersihan tubuh yang penting bagi semua orang. Penggunaan deodorant dapat meminimalkan produksi keringat sehingga tubuh tetap kering saat beraktivitas dan bebas bau badan. Selain harus cermat memilih deodorant sesuai jenis kulit, ada kondisi tertentu yang juga membuatmu harus lebih teliti, misalnya saat menyusui. Jangan sembarangan memilih deodorant untuk ibu menyusui agar penggunaan deodorant tidak berdampak buruk pada ASI dan kesehatan bayimu.
Mengapa Penggunaan Deodorant pada Ibu Menyusui Harus Diperhatikan Secara Serius?
Berat badan yang belum kembali normal usai melahirkan dan perubahan cuaca yang tak menentu memang membuat ibu menyusui mudah merasa gerah. Kalau sudah kegerahan, keringat akan mengalir deras dan rentan menimbulkan bau tak sedap. Itulah sebabnya para ibu menyusui kerap menyiasati hal tersebut dengan menggunakan deodorant agar tubuh jadi lebih nyaman selama mengurus si kecil.
Kalau saat ini kamu baru melahirkan dan sedang dalam tahap menyusui, maka kamu patut teliti memilih deodorant untuk ibu menyusui yang kandungannya 0% alkohol dan tidak mengandung aluminium klorida (aluminium chloride). Berdasarkan keterangan Becky Mannel selaku Direktur Oklahoma Breastfeeding Resource Center, kandungan aluminium klorida (aluminium chloride) memang tidak dapat masuk ke aliran darah ibu menyusui dan terserap ke dalam ASI. Namun, kandungan aluminium klorida dalam jumlah banyak dapat menyebabkan suplai ASI menurun. Sehingga risiko bayi kekurangan ASI tak dapat dihindari bila ibu menyusui menggunakan deodorant yang mengandung aluminium klorida secara berlebihan. Di samping itu, kondisi kulit bayi yang sensitif juga rentan mengalami iritasi bila bersentuhan langsung dengan aluminium klorida di sekitar ketiak dan payudara ibu menyusui.
Manfaat Penggunaan Deodorant untuk Ibu Menyusui
Penggunaan deodorant untuk ibu menyusui dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini:
● Menjaga kesehatan kulit ketiak. Karena kulit ketiak yang selalu basah akibat keringat lebih rentan menimbulkan bau tak sedap dan iritasi. Kondisi iritasi bisa membuat kulit ketiak terasa gatal, timbul ruam, dan mengelupas. Bila ketiakmu tidak sehat, kenyamananmu dalam merawat si kecil yang baru lahir jadi terganggu.
● Mendukung kesehatan kulit bayi. Bila ketiak ibu dipenuhi bakteri dan kotoran akibat keringat berlebih, maka bakteri tersebut tentu rentan berpindah pada bayi saat ibu sedang menyusui. Bukan mustahil bila si kecil jadi mudah sakit akibat terkontaminasi kulit ketiakmu yang tidak higienis.
● Membantu memulihkan warna alami kulit ketiak. Perubahan hormon yang terjadi selama hamil membuat sebagian wanita mengalami perubahan warna kulit ketiak menjadi lebih gelap. Kandungan alami deodorant bagi ibu menyusui tak hanya mencegah keringat berlebih dan bau tak sedap, tetapi juga bisa membuat kulit ketiak cerah alami.
● Mencegah risiko bau badan yang menghambat rasa percaya diri. Kondisi hormon yang belum stabil pasca melahirkan dan keringat berlebih memang berisiko menyebabkan bau badan tak sedap. Itulah sebabnya Kamu harus menggunakan deodorant untuk menjaga kesegaran aroma tubuh selama beraktivitas.
Tips Memilih dan Menggunakan Deodorant untuk Ibu Menyusui
Sebaiknya kamu mengikuti beberapa langkah berikut ini untuk memilih dan menggunakan deodorant terbaik saat sedang menyusui:
1. Mencermati Deodorant yang Mengandung Antiperspirant
Antiperspirant adalah zat yang dapat mengurangi produksi keringat sehingga kerap digunakan sebagai bahan dasar deodorant. Kandungan antiperspirant dalam deodorant bukan pemicu gangguan kesehatan bila digunakan dalam jangka panjang, melainkan keberadaan bahan lain dalam campuran antiperspirant seperti aluminium klorida dan paraben. Oleh sebab itu, kamu harus mencermati kandungan deodorant sebelum menentukan pilihan. Pilihlah deodorant yang kandungan antiperspirant-nya tidak dilengkapi bahan-bahan berbahaya. Beberapa bahan bermanfaat dan minim risiko kesehatan yang biasanya terdapat dalam antiperspirant antara lain:
● Activated charcoal yang membantu mengurangi rasa lengket pada kulit ketiak sekaligus efektif menghilangkan bau badan.
● Garam mineral yang kaya antioksidan sehingga dapat meminimalkan iritasi kulit dan mencegah perkembangbiakan bakteri penyebab bau badan.
● Minyak esensial yang membantu mempertahankan elastisitas kulit ketiak dan mencegah bau badan, misalnya minyak atsiri, minyak lavender, dan minyak pohon teh (tea tree).
2. Memprioritaskan Deodorant dengan Formula Khusus
Kamu wajib menggunakan deodorant yang diformulasikan khusus dengan kandungan khusus untuk ibu menyusui dan wanita hamil. Kini, kamu bisa mengandalkan Dove Sensitive Deodorant. Varian deodorant Dove yang satu ini diformulasikan khusus sehingga aman untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan wanita yang sering melakukan treatment waxing. Dove Sensitive Deodorant mengandung 0% alkohol, 0% parfum, dan 0% paraben sehingga tidak menimbulkan iritasi kulit dan aman digunakan setiap hari. Kandungan ¼ moisturizing cream dalam deodorant Dove yang satu ini efektif membuat kulit ketiak lebih halus bahkan setelah dicukur. Dove Sensitive Deodorant telah teruji klinis mampu mengatasi keringat berlebih tanpa menimbulkan alergi atau membahayakan kesehatan.
3. Menggunakan Deodorant Berbentuk Roll-on
Deodorant berbentuk roll-on sangat cocok digunakan ibu menyusui karena bisa dioleskan secara merata pada permukaan ketiak. Sebaliknya, ibu menyusui harus menghindari penggunaan deodorant berbentuk spray (aerosol) karena rentan terhirup dan berisiko menimbulkan gangguan pernapasan diri sendiri maupun si kecil.
4. Memakai Deodorant di Malam Hari
Pemakaian deodorant di malam hari tak hanya membuat kulit ketiak mampu menyerap manfaatnya secara maksimal. Lebih dari itu, memakai deodorant di malam hari juga mengurangi risiko paparan deodorant bagi si kecil. Pada malam hari, biasanya bayi tidur selama beberapa jam dan lebih jarang minum ASI dibandingkan saat siang hari. Dengan demikian, Kamu tak perlu mengkhawatirkan dampak paparan deodorant terhadap si kecil.
5. Tidak Menggunakannya Setiap Hari
Sebaiknya ibu menyusui tidak menggunakan deodorant setiap hari untuk mencegah keringat berlebih dan bau badan tak sedap. Penggunaan deodorant pada ibu hamil bisa dilakukan pada momen tertentu, misalnya saat cuaca panas, hendak beraktivitas di luar rumah pada siang hari, atau akan beres-beres rumah seharian. Dalam kondisi rileks dan tidak banyak beraktivitas, tubuh tidak gampang berkeringat sehingga tidak terlalu membutuhkan deodorant.
Kiat Jitu agar Ibu Menyusui Bebas Masalah Bau Badan
Bau badan yang terlalu menyengat sering kali tak dapat diatasi bila hanya menggunakan deodorant untuk ibu menyusui. Bila Kamu sedang mengalami masalah tersebut, sebaiknya kamu melakukan beberapa kiat itu ini agar lekas terbebas dari masalah baru badan:
1. Mandi Minimal Dua Kali Sehari
Kesibukan mengurus si kecil yang baru lahir tentu membuatmu jadi tak sempat mandi. Bahkan, mayoritas ibu menyusui merasa tidak perlu mandi dua kali sehari karena tidak beraktivitas di luar rumah. Padahal, anggapan tersebut sangat keliru karena kamu tetap harus mandi dua kali sehari untuk mencegah perkembangbiakan bakteri penyebab bau badan. Jadi, usahakan mandi pada pagi hari dan sore hari supaya tubuhmu selalu bersih, ya. Gunakan sabun mandi yang mengandung antibakteri dan bahan-bahan alami yang ampuh mengatasi bau badan.
2. Memanfaatkan Bahan-Bahan Alami untuk Mandi
Kalau sabun mandi saja tak cukup untuk mengatasi bau badan, sebaiknya kamu memanfaatkan bahan-bahan alami lainnya. Kamu bisa menambahkan air lemon, air rebusan daun sirih, cuka sari apel, atau air rebusan daun mint ke dalam air untuk mandi. Bahan-bahan alami tersebut dapat menetralkan pH kulit dan mencegah perkembangbiakan bakteri sehingga kulitmu jadi higienis dan tidak berbau.
3. Mengeringkan Tubuh dengan Benar Usai Mandi
Tak banyak orang yang menyadari kalau bau badan juga bisa disebabkan oleh tubuh yang lembap usai mandi. Ketiak yang lembap setelah mandi akan menjadi tempat perkembangbiakan bakteri penyebab bau badan. Untuk mencegah hal tersebut, kamu harus mengeringkan tubuh dengan benar usai mandi, terutama pada bagian lipatan-lipatan seperti ketiak, belakang lutut, dan leher.
4. Menggunakan Bahan Pakaian yang Nyaman
Aktivitas menyusui ternyata juga bisa membuatmu berkeringat secara berlebihan saat cuaca panas, apalagi bila kamu menggunakan bahan pakaian yang kurang nyaman. Oleh sebab itu, kamu wajib memilih bahan pakaian yang menyerap keringat, elastis, dan bertekstur lembut seperti katun, poly, atau spandex. Pilihlah pakaian berukuran longgar agar kamu leluasa bergerak dan sirkulasi udara pada kulit senantiasa lancar.
5. Membersihkan Payudara dan Ketiak Secara Teratur
Sisa ASI yang menempel di sekitar payudara dan ketiak juga bisa menyebabkan bau badan tak sedap. Untuk mengatasi hal ini, kamu harus rajin membersihkan payudara dan ketiak. Siapkan kain bersih yang sudah dibasahi dengan air hangat, lalu basuhlah payudara dan ketiak dengan kain tersebut. Jangan lupa mengeringkan payudara dan ketiak dengan handuk kering yang bersih agar tubuhmu terasa nyaman dan bebas bau tak sedap.
6. Membatasi Konsumsi Makanan Pemicu Bau Badan
Bau badan tak sedap pada ibu menyusui rupanya juga dapat dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi. Alangkah lebih baik kalau kamu membatasi konsumsi beberapa jenis makanan dan minuman seperti bawang, jinten, kafein, daging, dan alkohol. Sebagai gantinya, kamu mesti mengonsumsi makanan kaya serat untuk menetralkan bau badan tak sedap.
7. Menghindari Penggunaan Parfum
Penggunaan parfum tidak disarankan untuk mengatasi masalah bau badan pada ibu menyusui. Aroma parfum yang bercampur dengan keringat malah membuat tubuh jadi semakin berbau tak sedap. Kamu hanya perlu menjaga kebersihan tubuh dan menggunakan deodorant yang kandungannya aman bila ingin mengatasi masalah bau badan selama menyusui. Jangan sampai si kecil mengalami alergi karena kamu menggunakan parfum, ya.
Mulai sekarang, kamu harus lebih cermat merawat tubuh selama masa menyusui, ya. Kenali fakta dibalik mitos-mitos yang beredar tentang proses menyusui, misalnya mitos tentang penggunaan deodorant yang ternyata keliru. Jagalah kebersihan tubuh secara telaten agar selalu sehat dan bisa memberikan ASI eksklusif bagi si kecil secara maksimal.