Meyakinkan anak-anak bahwa ada baiknya meluangkan waktu dan usaha untuk tugas sekolah bisa menjadi sumber utama ketegangan. Di sini, seorang ibu, Jennifer, dan anak-anaknya, Emily dan Samantha*, memberikan pandangan mereka tentang perjuangan ibu-anak yang unik untuk mengerjakan pekerjaan rumah - menunjukkan bagaimana memahami sudut pandang orang lain dalam perselisihan keluarga dapat mengurangi kemarahan dan kesal pada satu sama lain.
Hubungan antara ibu, anak perempuannya dan pekerjaan rumah: sebuah studi kasus
SUDUT PANDANG IBU(JENNIFER): SAYA MAU EMILY BEKERJA LEBIH KERAS
Jennifer belajar dengan keras untuk mendapatkan tempat di sebuah universitas dan menjadi ahli matematika. Sekarang, setiap hari Jennifer berdebat dengan putrinya, Emily, tentang studinya sendiri
"Dia ahli dalam bidang seni dan selalu mengerjakan pekerjaan rumahnya, tapi dia tidak menyukai matematika dan sains, jadi dia melakukan pekerjaan rumahnya dengan sembarangan atau tidak sama sekali," katanya. "Masalahnya, saya benar-benar merasa ini adalah mata pelajaran penting dan membuka banyak pintu kesempatan dalam hidup. Pada awalnya saya mencoba menawarkan untuk membantu, tapi dia bilang tidak, jadi saya mencoba mempercayai dia."
"Lalu saya mulai melihat-lihat buku pekerjaan rumahnya saat dia keluar, dan melihat pekerjaan rumah yang dikerjakan asal-asalan. Tentu saja dia kesal karena saya melihat buku-bukunya, tapi saya sangat kesal melihat betapa sedikit usaha yang dia buat. Kami berdebat tentang itu. "
SUDUT PANDANG ANAK (EMILY): IBU HANYA MENGKRITIK SAYA TERUS
Emily melihat semua yang terjadi dari sudut pandang yang berbeda. Emily menjelaskan bagaimana dia menangkap bantuan yang ditawarkan ibunya
"Apa itu benar-benar berarti," katanya, "Maksudnya adalah dia hendak memberitahuku apa yang salah. Kemudian dia tidak memaklumi dan menjadi marah ketika aku merasa frustasi saat tidak mengetahui jawabannya. Itu membuat saya merasa tidak berguna dan ibu itu tidak mencintai saya karena saya tidak dapat memenuhi standarnya. "
Daripada mendorongnya untuk berbuat lebih baik, katanya, perilaku ibunya membuat dia gugup dan dia menolak untuk mengerjakan PR.
"Terkadang aku merasa sangat buruk dan tidak berguna dan akan berbicara dengan ayah yang lebih mengerti," tambahnya. "Tapi aku benar-benar ingin ibu berhenti mengomel dan membiarkan aku menemukan jalanku sendiri."
SUDUT PANDANG KAKAK EMILY (SAMANTHA): AKU BISA MELIHAT DARI SUDUT PANDANG MEREKA BERDUA
Emily kadang-kadang berbicara dengan kakaknya Samantha, 22, soal perdebatan pekerjaan rumahnya dengan ibunya.
"Emily lebih frontal tentang bagaimana dia tidak menyukai cara ibu kalau dibandingkan dengan aku dulu." dia menjelaskan. "Aku mengerti ibu ingin membantu emily untuk melakukan pekerjaan rumahnya dengan baik, karena dia cerdas dan aku tahu bahwa mendapatkan hasil yang baik, membuat aku mempunyai karir yang aku mau."
Dia juga melihat Emily frustasi. "Akan lebih bagus lagi jika dia bisa berbicara dengan ibu tentang perasaannya dengan cara yang sama seperti yang dia lakukan terhadap aku," kata Samantha. "Aku berpikir ibu tidak menyadari kalau pertengkaran antara mereka membuat Emily merasa sedih."
Samantha menyarankan agar orang tuanya mempekerjakan seorang tutor untuk Emily atau berbicara dengan guru di sekolahnya daripada melibatkan diri secara langsung seperti sekarang. "Aku percaya Emily perlu didorong," tambahnya, "dan mungkin itu akan membantu meningkatkan kepercayaan dirinya untuk mengetahui bahwa dia dapat melakukannya sendiri."
Apa yang kita inginkan untuk anak-anak kita, dan bagaimana perasaan kita dapat membantu mereka mempersiapkan masa depan, mungkin bertentangan dengan bagaimana mereka melihat sesuatu. Hal ini terutama terjadi ketika kita memiliki kesulitan untuk memahami mengapa hal-hal tertentu yang sangat penting bagi mereka. Apa yang ibu bisa lakukan untuk membantunya?
Persoalan dan kegiatan hubungan ibu dan anak: Sebuah studi kasus
Minat anak berubah seiring umur mereka
Barbara ingin belajar piano dan orang tuanya membiayai kursus piano saat dia berumur 11 tahun. Selama dua tahun dia sangat antusias dan berlatih secara teratur. Tapi kemudian, ibunya Maria berkata, "Dia kehilangan minat dan mengatakan bahwa tidak ada teman yang memainkan alat musik."
Orangtuanya kecewa, tapi Barbara menjelaskan, "Saya hanya tidak suka bermain piano lagi, saat ini saya lebih memilih bertemu dengan teman-teman saya setiap sabtu pagi. Kupikir aku bisa kursus piano lagi kalau aku mau."
Sudut pandang seorang kakak bisa membantu
Penting untuk meminta pendapat seorang kakak atau adik tentang sebuah konflik untuk mendengarkan sudut pandang yang berbeda.
Kakaknya, berusia 20-an dan sudah di tingkat universitas, yang membantu Barbara melihat bahwa dia bisa memberi tahu orang tua mereka bahwa dia ingin berlatih lagi di waktu yang lebih sesuai , dan bukanmenyerah sepenuhnya. Ketika dia menjelaskan betapa pentingnya baginya untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya, orang tua mereka mengerti dan mau berkompromi soal itu.
"Kami juga menyadari," kata Mary, "bahwa Barbara merasa tidak enak karena merasa mengecewakan kami, tapi dia juga khawatir akan tidak dianggap oleh temannya jika dia tidak bersama mereka pada saat yang terasa penting."
"Apakah Anda memiliki masalah hubungan ibu-anak yang sama? Apakah Anda menemukan bahwa usaha Anda untuk mendorong anak perempuan Anda tampaknya memiliki efek sebaliknya? Mulailah percakapan dan cari tahu apa yang terjadi dari sudut pandangnya."